Friday, June 26, 2009

Jika Ini adalah sebuah kisah, bagaimana akhirnya?

Ini bukan sebuah kisah atau cerita yang mengharu biru tentang patah hati. Ini bukan tentang kesedihan mendalam yang dialami oleh insan manusia. Tetapi ini adalah cerita tentang kebahagiaan dari satu sudut pandang ekstrim yang dianggap manusia sebagai ketidakjujuran dan hanya untuk menyenangkan hati. Padahal sebaliknya, bukan sebuah mainstream tapi memang itu yang terjadi. Level itu telah sampai kunaiki dan memampukanku untuk berkata yang demikian. Tentang kebahagiaan bukan sebuah kesedihan.

Mengapa bahagia? sama seperti perbedaan tipis antara cinta dan benci begitu juga perbedaan tipis antara airmata dan senyuman. Aku bahagia pernah merasakan rasa itu. Aku bahagia untuk berkata dan mengerti, 'love dont come with the eyes.. but love come from the heart". Bukankah tidak semua orang bisa berkata dan merasakan hal seperti itu? dan ku bersyukur menjadi salah satu orang yang dapat merasakannya. Sebagian berkata itu terlalu naif, tapi perlu suatu kesadaran untuk meyakininya dan memaknai bahwa itu benar. Merasakannya... belum memilikinya.

Suatu malam aku bermimpi. Suatu mimpi indah yang selalu kuingat. Di saat semua bintang menatapku dengan kerlip indahnya. Tiba-tiba aku merasa menjadi seorang yang paling bahagia di muka bumi ini. Seperti seorang yang lepas dari pasungan masalah. Begitu bebas, ringan dan indah. Jika mampu kuberteriak kepada seluruh isi semesta maka akan kulakukan agar seluruh mahluk yang di dalamnya tahu dan iri akan kebahagiaanku. Tiada kata yang dapat melukiskan. Seorang pujangga tidak akan mampu merangkai kalimat untuk mengalahkan keindahannya.

Namun itu hanya mimpi. Hanya seperbagian kecil dari waktu terjagaku. Alam sadar kembali menghampiriku. Dengan kejam menghardikku untuk segera terbangun dan melihat sekelilingku. Benar, itu hanya mimpi. Sekalipun begitu nyata dan indraku dapat merasakannya tapi itu hanya mimpi. Aku terbangun, tersadar akan apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada yang berubah. Semuanya masih sama.

Terbangun di pagi hari, mencoba menyambung bagian per bagian dari mimpi itu. Indah.. namun perih. Rasa itu tidak akan pernah hilang dan tetap kunikmati sendiri. Hendak kubagikan kepadanya tapi bagaimana caranya. Sebuah mimpi indah yang ingin kuulang kembali dan apabila kesempatan itu ada aku akan memilih untuk tetap tertidur merasakan mimpi itu dan tidak perlu terjaga lagi.



* The very special moment in my life, June 12 2009, 01.19 AM.. thanks

Thursday, June 18, 2009

kabar

Ada banyak kisah yang terjadi dalam seminggu ini.Tidak hanya kisah kesukaan tapi juga kisah kedukaan. Semuanya silih berganti memberikan warna-warna yang indah dalam hidup. Apalah artinya hidup kalau semuanya hanya tentang yang "indah". Bukankah saat kita menderita kita menjadi tahu apa artinya kebahagiaan? Berterima kasihlah kepada penderitaan. karena tanpa itu hidup tidak akan pernah lebih indah.

Kabar pertama datang dari salah seorang dokter jantung di Jakarta yang mengabarkan kalau saat ini Indonesia sedang mengembangkan obat Hipertensi Pulmonal(PH) yang berasal dari Amerika. Di Amerika sendiri saat ini obat tersebut sudah diakui oleh pemerintah dan mampu memberikan kehidupan yang lebih normal bagi penderita penyakit tersebut. Namun di Indonesia obat tersebut masih dalam proses perizinan dan oleh karena itu dibutuhkan relawan yang menderita penyakit tersebut untuk ujicoba obat tersebut. Ini kabar baik, suatu harapan. Pihak rumah sakit membutuhkan 30 pasien penderita PH. Semoga harapan itu terus bercahaya dan semakin terang.

Kabar kedua berasal dari teman lamaku. Lebih dari 3 tahun tidak ketemu dan tidak ada kontak dengan dirinya. Banyak cerita yang mengalir dari pembicaraan kami. Selayaknya perempuan yang sedang berbicara, suasana berisik menjadi sesuatu yang pasti. Namun, tidak lama. Suasana itu berubah menjadi situasi sepi yang menyesak.
Me : Bagaaimana kabar si kecil? udah berapa bulan?
H : Nora.. aku sudah cerai setahun yang lalu.
Me : cerai?
H : Iya.. cerai dan aku baik-baik saja.

Sunyi sejenak. Sebelum aku kembali melanjutkan pertanyaan mengapa, kapan dan bagaimana. Singkat jawabanya, KDRT. Hanya bertahan 11 bulan dan itu sudah termasuk beberapa bulan pisah rumah. KDRT lagi.. pikirku. Stasiun TV saat ini masih hangat-hangatnya membicarakan kasus KDRT yang menimpa artis seperti Manohara dan Cici Paramida. Saat ini temanku ternyata mengalami hal yang sama. Apa pun alasannya, kekerasan itu tidak dapat diterima. Seemosi apa pun laki-laki tetap saja dia tidak punya hak untuk memperlakukan perempuan dengan kekerasan. Aku mengenal temanku ini, bukan orang yang mudah untuk mengambil keputusan yang sesulit ini. Ini masalah janji pernikahan. Janji kepada sang Pencipta Pemilik Cinta Abadi. Tapi persoalan menjadi berbeda. Kekerasan dalam Rumah Tangga yang dilakukan oleh suaminya sendiri. Masa pacaran selama 9 tahun ternyata belum cukup untuk mengenal laki-laki itu. Ini bukan persoalan lama atau tidak dalam pacaran. Tapi cukup ironis bagi temanku ini, masa pacaran lebih lama dibandingkan masa pernikahan mereka yang hanya bertahan 11 bulan. Aku tidak tahu apa yang terjadi diantara mereka. Aku hanya tersenyum padanya, aku tahu dia sudah bosan untuk dikasihani dengan statusnya saat ini. Aku hanya berkata, Life must go on.. leave all behind. Tidak perlu mempersoalkan atau mempersalahkan dia akan keputusan perceraian yang diambil. Tidak cukup layak bagiku untuk mempermasalahkan keputusannya dan aku tahu dia sangat menderita dengan semua peristiwa itu. Biarlah semua alasan itu tersimpan di hatinya.

Kabar selanjutnya, datang dari teman SMU. Aku terima sms itu di pagi hari. Masih dalam kondisi setengah ngantuk namun diharuskan bangun pagi untuk segera mempersiapkan diri ke kantor. Isinya cukup singkat. Nora.. mama ku meninggal. Ohh... kematian. Sesuatu yang pasti dan dekat dengan manusia. Aku tahu bagaiamana arti kehilangan orang yang kita sayangi oleh karena kematian. 12 tahun yang lalu aku mengalaminya. Sedih, takut, kecewa menjadi suatu pukulan yang sulit untuk diungkapkan. Saat itu sendiri aku tidak bisa menangis dengan airmata. Aku ingat, saat itu aku dipaksa agar menangis melepaskan semua kesedihan. Namun aku tidak bisa, hanya tertunduk dan tidak mau melihat sekelilingku.Benar kata orang, menangis tanpa airmata adalah kesedihan yang teramat dalam.

Aku tahu sudah 6 bulan terakhir mama nya harus bergumul dengan penyakit kanker paru. Berpindah-pindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit telah dilakoni. Namun penyakit tersebut tetap bertahan. Kanker Paru. Bukan penyakit ringan, terutama saat pertama hasil diagnosis dokter mengatakan sudah sampai pada stadium 3. Artinya, tipis kemungkinan untuk sembuh berdasarkan kaca mata medis. Akhirnya, tgl 17 Juni 2009, berita itu datang. Perjanjian dengan sang Pemilik Nafas kehidupan sudah selesai. Bukankah ketika kita dianugerahkan hidup olehNya saat itu juga kita menandatangani suatu perjanjian yang dimateraikan. Perjanjian usia kita belajar di bumi. 30 tahun, 40 tahun, 60 tahun atau 1 hari, 1 jam, semuanya tergantung perjanjian itu. Bumi hanya tempat untuk belajar bagi kita. Kelulusan kita tergantung dengan apa yang kita pelajari di bumi. kehidupan kekal itu ada dan akan menyambut kita. Membaca pesan singkat itu, aku hanya membalas dengan kalimat singkat. "Aku mengerti rasanya, kalau butuh teman untuk cerita aku ada".

Kabar dariku belum ada. cerita yang kulalui masih kosong. belum satu huruf pun tertulis disana. saat ini aku masih mencoba merangkai kata-kata apa yang ingin kutulis didalamnya. Tapi aku mau, di buku itu tertulis kata-kata yang indah. Tentang aku dan tentang dia. Namun aku mau, yang menggerakkan tanganku bukanlah pikiranku semata tapi digerakkan oleh DIA pemilik hidupku. Biarlah rencananya yang tertulis di buku itu.

Thursday, June 11, 2009

saat-saat mendengar

Diam, sunyi dan hening

Diam
Tiada kata yang terurai
Tiada suara yang terdengar
Meresapi setiap desis bunyi

Sunyi
tercipta diantara keramaian malam
Menatap setiap jejak bintang kerlip
berbicara dan mengajak menari bagi yang melihatnya

Tidak bintang...
aku disini untuk berdiam
menikmati cahayamu yang cemerlang
mengharapakan suatu saat nanti
cahaya yang sama akan tumuh di hatiku

Hening
Pejamkan mata untuk melihat
Jauh kedalam relung hati
Merasakan aliran darah yang mengalir di setiap pembuluh
Menyatukan raga dengan jiwa
Membentuk keutuhan hidup..

hanya suatu pandangan

ini adalah saat penentuan terhadap karakter yang sebenarnya. saatnya untuk mengambil sikap. Tidak perlu ada amarah apalagi dendam. Setiap perbuatan jahat ada akibatnya sendiri. Bukankah pembalasan itu adalah hak DIA. Manusia milikNYA. CiptaanNYA. Cukup tenangkan diri, resapi setiap rasa. Jadikan sebuah pembelajaran. pengalaman berharga untuk memperkaya hidup. Menanglah atas yang jahat. Lawan dengan kebaikan. Buktikan kalau kebaikan yang terlebih dahulu ada di bumi ini.
Sayang memiliki pengertian yang luas. Ketika engkau menyayangi sesuatu atau seseorang maka yang terbaik baginya akan diberikan. Bukan yang terbaik bagi kita namun baginya. yang terbaik baginya bukan berarti berasal dari kita. Dia berhak mendapatkan yang terbaik dari siapa pun. Itulah sesungguhnya sayang. Sangat egois jika kita memaksakan yang terbaik baginya dan harus berasal dari kita.
Saat ini aku belajar tentang kehidupan. Cara mencari yang terbaik bagi hidupku. Aneh memang (menurutku). Setiap akan mendekati hari ulang tahunku, aku pasti mendapatkan pelajaran yang akhirnya membawaku pada sikap kedewasaan diri dan berujung pada kebahagiaan. Tuhan itu memiliki cara yang unik untuk membentuk kita. Masih jelas dalam ingatanku bagaimana tahun lalu aku harus melalui suatu tahapan yang sulit. Ketika saudara perempuan ku mendapatkan serangan jantung pertama yang mengubah seluruh pandanganku terhadap kesadaran akan kematian. Bahwa kematian dapat datang kapan saja. Siapa yang akan menduga dia mendapatkan serangan di usia yang masih muda. Seseorang yang terlihat aktif dalam banyak aktvitas dan sekarang harus menggantungkan hidup pada obat-obatan, tabung oksigen dan praktis meninggalkan semua kegiatan-kegiatan pelayanannya. Tahun ini, kembali aku mendapatkan pembelajaran tentang pengharapan, kesabaran dan kasih.
Aku menyayangi orang yang seharusnya tidak layak kusayangi menurut orang-orang sekitarku. seseorang yang dahulu menjanjikan terang bagiku namun kini memberikan perangkap gelap dalam hidupku. Hatiku terlalu kuat untuk tetap berkata aku sayang dia. Meskipun logika ku tidak selaras dengannya. haruskah aku mempertahankannya atau melepasnya? Ketika aku mencoba mempertahankannya itu berarti aku tidak membohongi hatiku tapi membutakan pikiranku terhadap dia. Ketika aku melepasnya itu artinya aku harus belajar membenci dia dan menghadirkan amarah dalam hatiku. Kurasa aku tidak mampu melakukannya. Akhirnya, saat ini memutuskan untuk tetap menyayangi sekaligus melepaskannya. Tidak akan kuhadirkan benci, sakit hati dan dendam dalam diriku. Itu bukan aku. Kebaikan harus menang. Sekalipun ada celah bagiku untuk berbuat jahat namun aku harus menutupnya kembali. Tidak akan mudah jika yang bekerja aku sendiri. Jika aku hanya menyandarkan pada pengertianku sendiri. Namun aku disini akan bangkit berdiri menatap kembali duniaku yang indah. Hari mudaku terlalu sayang untuk dilepaskannya hanya karena masalah ini. bersama DIA. Benar, bersama MY LORD JESUS CHRIST. Kalau aku berjalan dengan NYA tidak ada yang sulit. Semua dimudahkan olehNYA.
Saatnya untuk mematuhi setiap keputusan yang telah kuambil. keputusan untuk menyayangi dia namun tidak memaksa keinginanku yang berkuasa. Harapanku terhadap dia akan tetap ada namun bukan untuk dipaksa berdasarkan ego ku. Tapi untuk kuserahkan kepada Tuhan yang empunya hidupku. Tuhan.. ini aku. bentuklah seturut kehendakMU untuk menjadi bejana indah yang sempurna sepertiMU.
Saatnya untuk terlepas dari jerat ini. Terlalu lama aku terikat dalam simpul ini. Satu persatu akan kuretas simpul ini. Akan ada waktunya satu simpul yang sulit untuk dilepas namun pasti selalu ada cara untuk melepasnya. DenganMU Tuhan, aku berjalan untuk meraih mimpiku. Dengan siapa pun akhirnya aku berlabuh itu hanya Engkau yang tahu. Ajariku untuk menunggu... menjadi wanita dalam penantian. Membentukku menjadi wanita Pilihan Tuhan.

* Thanks to you all my dearest friends.. for supporting me. But I realize, I have to make decision. Now.. I'm standing on my own. Ready to smile for everyone.. here I am.The superfox....."

Monday, May 18, 2009

Tak ada yang abadi (Bahagia)

Tak kan selamanya... raga ini menemani
Tak ada yang abadi.. tak ada yang abadi

Sepenggal lirik dari lagu tak ada yang abadi yang dinyanyikan oleh kelompok band Peterpan. Lagu yang akan selalu mengingatkanku tidak ada yang kekal di dunia ini. Tidak ada yang abadi. Masing-masing memiliki tanggal kadarluarsanya. Apa yang kau miliki hari ini tidak selamanya akan kau miliki. Engkau hanya dikasih pinjam oleh sang pemilik untuk sementara. Ingat, di dunia ini tidak ada benda yang akan menjadi milikmu untuk selamanya.

Apabila hari ini engkau memiliki mobil mewah, kapal pesiar, rumah bertingkat atau anggota keluarga utuh, kekasih bahkan suami atau istri ingatlah itu semua hanya pinjaman. Tidak hak milik yang kekal untuk selamanya. Jika engkau memiliki semua kenikmatan yang ditawarkan di dunia ini tidak akan pernah menjadi patokan bahwa engkau akan berbahagia. Mana yang akan kau anggap berbahagia seseorang yang memiliki mobil jaguar, kapal pesiar, keluarga utuh, karir yang bagus dibandingkan dengan seseorang yang memiliki penyakit menahun dan vonis dokter yang mengatakan setiap saat bisa mati? Semua orang akan setuju mengatakan tentunya orang yang memiliki mobil mewah, karir bagus dan keluarga utuh yang akan bahagia dan merasa kasihan dengan orang yang kedua yang setiap saat bersiap-siap menanti ajal menjemput. Tidak salah memang jika beranggapan demikian karena kita cenderung melihat kebahagiaan dari sisi panca indra kita. Tapi aku bisa berkata bahwa seseorang yang memiliki penyakit menahun tersebut adalah orang yang berbahagia. Bagi si orang pertama, berjalan hanya dianggap sebagai sesuatu yang wajar, memiliki mobil jaguar hanya memberikan kebanggaan sesaat karena setelah 1 tahun atau mungkin 1 hari setelahnya dia hanya akan menganggap mobil jaguar itu sesuatu yang biasa dan tidak ada istimewanya. Namun bagi orang yang memiliki penyakit tadi, hanya berjalan dua atau tiga langkah pun akan dia syukuri sebagai suatu kebahagiaan. Tidak hanya itu, apabila keesokan paginya dia masih bisa melihat matahari dan melihat orang-orang yang dicintainya maka dia akan berbahagia, bersyukur atas keistimewaan itu. Ada banyak contoh disekitar kita yang dapat mengembalikan kita pada arti kebahagiaan itu sendiri. Suatu contoh ekstrim, bagi seorang perempuan yang menikah di usia 25 tahun, punya anak dan karir suami yang lumayan sering dijadikan impian dan dianggap sebagai wanita yang berbahagia. Tapi pernahkan anda bertanya kepada perempuan itu, apakah setelah menikah, punya anak dan keluarga yang utuh telah membuat dia menjadi seorang yang berbahagia? Bandingkan dengan seorang perempuan yang menikah di usia 52 tahun (dialami seorang misionaris dari swiss yang akhirnya bertemu dengan pasangannya berusia 56 tahun warga negara Amerika dan mereka bertemu di suatu pelayanan di afrika). Aku yakin ketika perempuan itu berusia 30 an akan banyak orang yang merasa kasihan atasnya. Mengapa hingga usia segitu belum juga menikah dan memiliki anak. Tapi wanita itu tetap yakin bahwa dia akan menikah dan hanya waktu yang akan menjawabnya. Akhirnya terbukti dia menikah. Memang mereka tidak dikaruniai anak biologis tapi jangan heran kalau mereka memiliki anak dalam jumlah ribuan. Hampir di setiap negara dapat dijumpai anak-anak mereka. bandingkanlah, mana yang akan kau anggap yang lebih berbahagia.

Tidak ada yang salah untuk menikmati apa yang ditawarkan dunia. Tapi tetaplah memiliki hati yang selalu mengatakan tidak ada yang abadi di dunia ini. Semuanya ada wakktu kadaluarsanya. Tidak hari ini mungkin besok. Jadi tetap hadirkan shalom.. damai sejahtera di hatimu. Hanya itu yang akan membuatmu bahagia. Jika tetap melihat apa yang ditwarkan dunia sebagai suatu kebahagiaan maka kita tidak akan pernah merasakan bahagia yang sesungguhnya. Jika engkau melihat temanmu memiliki wajah cantik, populer, pakaian mewah dan ingin sepertinya engkau tidak akan pernah bahagia. Yang muncul hanya iri hati, mengasihi diri sendiri dan tidak pernha bersyukur dan merasa hidup ini tidak adil. Bagaimana mungkin kita mengatakan hidup ini tidak adil? memangnya siapa yang empunya hidup ini? Ingat kita hidup di dunia hanya sementara. Ada kontrak yang telah dimateraikan. 50 tahun, 90 tahun atau mungkin hanya 1 hari saja. Semua tergantung pemilik dunia ini. Berserahlah kepadaNya... dan jalani apa yang telah menjadi bagianmu. Manusia tidak ada yang sempurna, tetapi selalu belajar untuk menjadi sempurna adalah keharusan.


sayup-sayup aku mendengar lagu ini:

Takkan selamanya tanganku mendekapmu
Takkan selamanya raga ini menjagamu
Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yang memudar
Atau cinta yang telah hilang
Tak ada yang abadi
Tak ada yang abadi
Biarkan aku bernafas sejenak
Sebelum hilang


Reff :
Jiwa yang lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti

Sunday, May 3, 2009

"....."

Apa yang akan terjadi jika hari ini segala sesuatu yang ada padamu tiba-tiba hilang? Rumah, Mobil, harta atau orang-orang yang disayang semua hilang tanpa ada jejak sedikit pun. Kecewa, sedih, atau menyesal? manusiawi. Setiap orang akan merasakan hal yang sama. Namun ketika perlahan-lahan waktu mulai menghapus jejak itu, tidak semua orang dapat bangkit dan memulai awal yang baru. Ada yang duduk dan mengasihani diri tanpa harapan dan merasa bahwa semua kebahagiaannya telah direnggut namun ada juga yang bangkit dan selalu melihat peluang untuk memulai kembali dari awal. Itu adalah pilihan yang setiap orang diberi kekuasaan mutlak untuk memilihnya tanpa pembedaan.

Hidup tidak akan pernah sama. Selalu bergerak ke arah perubahan, baik secara evolusi atau revolusi tergantung kepada waktu dan elemen-elemen pembentuk hidup itu sendiri. Ketika segala sesuatu berjalan sesuai dengan kehendak kita maka hidup seakan bergerak cepat sangat cepat malah sehingga kita tidak mampu melihat dan merasakan lebih dalam lagi atas kenikmatan hidup yang kita dapatkan. Tidak ada waktu untuk bersyukur atas segala kenikmatan itu karena kita menggerakkan hidup dengan waktu yang cepat.

Ketika saatnya penderitaan atau cobaan yang datang menghempas maka hidup itu akan berubah dengan sangat lambatnya. Begitu menyiksanya. Namun tetap tidak ada rasa syukur yang terucapkan selain kata-kata hampa yang sia-sia. Bukankah seharusnya ketika ada musibah menghampiri kita itu berarti kita sedang diberi ujian olehNya untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi? Sama seperti anak SD yang akan menuju ke jenjang SMP kemudian SMU dan akhirnya sampai menamatkan pendidikan perguruan tinggi. Masing-masing tahapan memiliki ujian tersendiri setelah cukup untuk waktu belajar. Bukankah setiap waktu pembelajaran tersebut menjadi berarti ketika ujian tiba? dan sia-sialah setiap waktu yang kita gunakan untuk belajar jika ujian tidak pernah ada. Demikian juga dengan setiap musibah, cobaan, ujian, atau apa pun nama yang dilabelkan manusia atasnya semuanya itu berguna bagi peningkatan nilai kita sebagai manusia yang seutuhnya. Waktu untuk belajar telah diberikan, gunakan dengan sebaik-baiknya untuk belajar bukan hanya untuk mengetahui. Jadikan sebagai bekal untuk menghadapi setiap perubahan baik yang bergerak cepat maupun lambat.

Thursday, November 6, 2008

Perkataan Negatif

Tanpa kita sadari banyak perkataan-perkataan negatif yang keluar dari mulut kita. Daisadari atau tidak disadari setiap perkataan negatif itu akan memiliki 2 efek kepada siapa yang mendengarkannya. Bisa jadi perkataan itu menjadi pendorong semangat untuk membuktikan bahwa perkataan itu salah atau bisa menjadi menurunkan semangat.

Optimis itu penting namun realitas lebih penting. Saat ini banyak yang perkataan negatif yang beredar di sekelilingku. Kata-kata seperti:
mana mungkin bisa terlaksana
kamu gak akan sanggup mengerjakannya.
Ini terlalu berat untukmu.
Sudahlah, hanya buang-buang waktu saja
Apa yang kamu dapat dengan mengerjakan semua itu?
aku sudah pengalaman sebelumnya, itu gak ada gunanya. Bikin capek badan aja.

dan masih banyak lagi perkataan-perkataan negatif yang harus aku dengar setiap saat. Untuk apa mengucapkan perkataan-perkataan negatif tersebut? bukankah seharusnya energi yang mereka keluarkan bisa digunakan untuk sesuatu yang lebih berguna? bukan sesuatu yang useless.

NB: Be carefull all, jauhi orang -orang seperti di atas. Cari teman yang bisa membangkitkan semangat