Sunday, August 31, 2008

kita semua punya masalah

Hari ini ada pelajaran yang berharga yang bisa kurenungkan dari setiap kejadian yang terjadi dalam hari-hari belakangan ini. Setiap manusia punya pergumulan dalam hidupnya. Jangan pernah merasa kalau masalah yang kau hadapi saat ini adalah terberat dibandingkan orang lain. Mengasihani diri sendiri hanya akan memperburuk keadaan, tidak akan membantu menyelesaikan masalah. Bangkit dan tetap berusaha untuk mencari jawaban dari setiap masalah, itu yang harus dilakukan.

Saat ini, aku masih diperhadapkan dengan masalah kesehatan kakaku. Ini yang terberat yang aku hadapi saat ini. Ketika aku berani menceritakannya kepada sahabat-sahabat terdekatku, ternyata mereka juga sedang menghadapi suatu ujian iman. Pergumulan mereka tidak lebih ringan dariku, dan aku melihat mereka bisa bangkit untuk tetap melawan sampai akhir. Meskipun terlihat sia-sia namun akhirnya tidak ada yang akan sia-sia. Salah satu sahabatku, mama nya menderita kanker rahim stadium 3. Disaat mama nya sakit, dia tidak mampu untuk merawatnya. Jarak terlalu jauh memisahkan. Ada benua dan samudra yang harus dilewati. Ada hati yang hancur, ada tangis namun tetap ada harapan.

Aku tahu, saat ini menangis pun aku tidak mampu. Kesedihan telah mengeringkan air mataku. Tapi aku mau bangkit dan tetap bersukacita. Menunjukkan pada dunia kalau mujizat itu nyata. Bersukacita senantiasa....

Tuesday, August 26, 2008

Lubang Hitam (Black Hole)

Pagi ini tidak ada yang berubah. Matahari masih setia dengan janjinya untuk selalu terbit dari timur. Manusia masih tampak sama dengan aktifitas mengejar hari. Berlomba saling mendahului untuk menjadi yang tercepat. Aku hanya memandang dari kejauhan setiap fenomena lazim yang ada di depanku saat ini. Berusaha untuk menjadi bagian dari komunitas pagi. Namun aku heran, mengapa mereka tidak dapat melihatku di sini?

Saat ini aku berada pada sebuah lubang hitam (black hole) yang menyerap semua cahaya yang kumiliki. Ya.. cahaya itu sudah redup digantikan dengan kegelapan. Setitik cahaya lilin pun tidak akan tampak lagi. Terlalu gelap. Tidak ada cahaya yang mampu meneranginya. Karena setiap kali aku coba untuk meraih cahaya, maka gravitasi lubang hitam akan semakin dalam menarikku dan meleburkan setiap cahaya yang mencoba mendekatiku. Tanganku sendiri tidak cukup untuk menggapai tepian. Dimana mereka? Mengapa semua terdiam. Kemana objek komunitas pagi itu pergi? Bukankah tangan-tangan mereka bisa membantuku ke atas? Tidak...tangan mereka sama pendeknya dengan tanganku. Semakin aku menarik tangan mereka, maka mereka akan terjatuh sama sepertiku di lubang hitam ini.

Semakin aku tertarik ke dalam pusarannya, semakin jelas akhir yang akan kulalui. Haruskah ada kematian yang kembali membayangi? Tidak cukupkah sekali saja aku jatuh ke dalam lubang hitam . 11 tahun yang lalu aku terjatuh namun masih ada tangan yang mengangkatku untuk bangkit. Masih ada sisa kekuatan yang kuandalkan untuk kembali berdiri dan berlari menjauhi lubang hitam. Tapi kini, darah pun enggan untuk mengalir di setiap pembuluh darah. kepahitan, kehancuran terlalu dalam melesap ke relung jantungku. Menyakitkan.

Tidak banyak yang bisa kulakukan di sini. Semuanya sudah hancur. Dementor akan berteriak menang atas diriku. Aku terlalu lemah untuk bangkit dan mencoba keluar dari lubang hitam ini. Mengapa harus ada kata sia-sia dalam kamus manusia. Kata yang selalu dicoba untuk dihapus dari pikiran namun tidak dapat ditentang kehadirannya. Semua butuh proses untuk akhir dari sesuatu. Akhir bukan keinginanku. Akhir, bukan bagianku. Bagianku hanya sebuah proses. Proses untuk menuju akhir. bagaimana akhir hidupku dalam lubang hitam ini, aku tidak tahu. Hancur atau bertahan. Saat ini aku masih dalam proses untuk akhir itu dan sekali lagi, aku tidak tahu apa akhir dari semua ini. Mataku sendiri pun sudah cukup buta diselimuti kegelapan. Pikiranku hilang direbut kegelapan. Namun hatiku, masih bersinar. Aku masih setia untuk menjaganya. Karena aku tahu, dimana hatimu berada di situ hartamu berada. hatiku adalah hartaku.

Tuesday, August 19, 2008

Hilang

Kucari namun tidak kutemukan...
kusadari aku kehilangan sesuatu
satu per satu hilang dari hadapanku
tidak hanya satu tapi seribu

kutanya pada waktu
bisakah jala waktu mengembalikannya?
namun waktu terlalu sombong untuk menjawab

mataku hilang
dan kini aku buta
kakiku hilang
dan kini aku pincang
tawaku hilang
dan kini tinggal nyawa


aku kehilangan wajah
dan tidak bisa dirubah

aku kehilangan logika
dan tidak bisa menerka

dan kini ..
aku kehilangan duniaku

Friday, August 15, 2008

Selintas tanya, selintas jawab (part II)

Masih seputar pembicaraan tentang karpet dengan Catrin.

C: Nora.... bang Jimmy (suami catrin) gak suka dengan motif karpetnya. Katanya motifnya terlalu rame harusnya yang lebih simpel aja. Gimana ?

N: yah.. wajarlah. Selera laki-laki memang beda dengan selera perempuan tin. Tapi yang jadi ratu di rumah kan tetap perempuan. Jadi semuanya tergantung kepada seleramu. Lagipula. motif karpetnya gak "rame". masih sesuai dengan warna sofa dan gorden di ruang tamu.

C: iya benar juga..

Aku jadi berpikir, hanya gara-gara motif karpet aja kok bisa jadi masalah ya. Harusnya, tidak perlu mempersoalkan motif karpet. Hargai usaha dan perjuangan untuk memberli karpetnya. Hal sepele bisa jadi masalah. Tapi syukurlah gak sampai keterusan...

Selintas tanya, selintas jawab

C= catrin, N= Nora

C: nora.. beli karpet yang bagus dimana? Mongonsidi ya?

N: iya.. bisa juga (padahal sampai sekarang aku belum pernah belanja ke Mongonsidi)

Ternyata pertanyaannya gak putus sampai di situ aja, masih ada kelanjutannya.

C: kalau di pajak (pasar versi indonesia) Sambu gimana?

N : uhm... bisa jugalah. dibelakang Sambu banyak yang jual karpet (kalau Pajak sambu, ya tahu dikitlah)

C: Harganya berapaan ya nor buat ukuran 3 x4?

N : (ups.. ternyata karpet ada ukurannya juga ya.) Yahh.. sekitar 350 rb an kali ya. (ini jawaban asal alias asal nebak aja) yang penting pinter-pinter nawar aja tin.

C: Ok lah. Nanti temani aku cari karpet ya ke Sambu.

N: (OMG, kejebak) hmm.. ya udah. nanti kita cari waktu yang pas ya.

Akhirnya, sabtu pagi jam 10 kita berangkat ke pajak sambu dan menemukan karpet yang diinginkan. Ukuran 2 x3 seharga Rp. 270.000, merek samara bukan Almaya (hehehheh.. akhirnya aku tahu merek-merek karpet).




Monday, August 4, 2008

Kesadaran, Penerimaan, dan Perubahan

Apa yang akan kamu lakukan jika suatu hari dokter menjatuhkan vonis kanker atau jantung bawaan atasmu di saat engkau sedang bersemangat untuk mengejar cita-cita? Sedih, takut, atau mungkin juga stress. Semua itu merupakan sesuatu yang wajar. Sebagai manusia kita tidak terlepas dari perasaan-perasaan tersebut. Kesedihan, ketakutan dan sampai pada tahap depresi. Banyaknya kata-kata penghiburan yang akan kita terima dari orang-orang sekitar kita tidak akan mampu menghapus perasaan-perasaan tersebut. Malah kita akan membuat perlawanan balik dengan berkata dalam hati, "engkau tidak mengetahui bagaimana rasanya karena tidak berada pada posisi yang kualami saat ini". Sekali lagi, itu semua menunjukkan sisi humanitas kita sendiri sebagai manusia. Tapi sampai kapan perasaan itu menghantui? sampai kapan kita dipenjara oleh perasaan-perasaan yang tidak menentu tersebut.

Langkah pertama yang dapat kita lakukan dalam situasi seperti ini adalah Kesadaran (awareness). Menyadari akan situasi yang saat ini terjadi. Menyadari lingkungan keberadaan kita. Apabila kesadaran itu muncul maka kita dapat menentukan posisi kita sendiri. Mengetahui sebagai manusia kita tidak terlepas dari suatu kelemahan. Sadar kalau kedagingan kita memiliki ambang batas maksimal yang tidak dapat dipacu menerus tanpa henti. Kesadaran juga akan mengingatkan kita untuk pentingnya berhenti dan mencoba menghelakan nafas panjang dari semua kegiatan-kegiatan melelahkan yang telah kita lakukan selama ini.

Apabila kesadaran muncul maka selanjutnya penerimaan (acceptance) akan lebih mudah untuk dilakukan. Penerimaan atas diri sendiri. Mampu menerima apa yang kita miliki selama ini dan apa yang tidak kita miliki. Penerimaan ini akan memberikan pemikiran bagi kita untuk langkah yang harus kita ambil. Tidak hanya berdiam diri namun akan ada langkah-langkah yang kita susun untuk dapat mengambil keputusan yang tepat menuju ke arah perbaikan.

Setelah melalui tahapan kesadaran (awareness), penerimaan (acceptance) tentunya akan ada perubahan (change) akan sikap atau gaya hidup. langkah-langkah yang telah disusun pada tahap penerimaan akan diimplementasikan yang selanjutnya akan memberikan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif (konstruktif) bukan yang negatif. Karena setiap kesadaran akan memberikan dampak yang positif untuk keputusan ke arah perubahan. Tahap perubahan ini penting, karena tindakan (action) akan dilakukan pada tahapan ini. Kesadaran dan penerimaan juga menjadi faktor penentu untuk perubahan.

Setiap vonis dokter, cancer atau jantung bawaan, bukanlah harga mati penentu nilai kehidupan. Untuk itu, sekalipun jangan pernah terdiam dan mengasihani diri sendiri serta mengatakan hidup tidak adil. Ketahuilah kehidupan tidak hanya berbicara kuantitas lamanya kita berdiam di dunia namun juga bicara kualitas apa yang telah kita perbuat dalam sisa hidup kita. Sesuatu yang harusnya dapat diingat orang lain sebagai kebaikan.

Saturday, August 2, 2008

Romantisme kematian

Bagi banyak orang, kematian dianggap sebagai suatu peristiwa perpisahan yang menyedihkan. Merupakan suatu perpisahan jiwa dari raga menuju ke alam yang suci. Namun bagi lagu ini, kematian dijadikan sebagai suatu peristiwa yang romantis.

Tanpa kekasihku by Agnes Monica
langit begitu gelap,
hujan juga tak kunjung reda
ku harus menyaksikan cintaku terenggut tak terselamatkan
Ingin ku ulang hari,ingin ku perbaiki
kau salah,kau kubutuhkan
beraninya kau pergi dan tak kembali

dimana letak surga itu
biar kugantikan tempatmu denganku
adakah tanda surga itu
biar kutemukan untuk bersamamu
kubiarkan senangku menari di udara
biar semua tahu kematian tak mengakhiri
cintaaaaaaaaaaa….
apalah artinya hidup tanpa kekasihku
percuma bila aku disini sendiri
kekasihku,bersamamu 5x

Lagu ini hendak mengatakan kalau kematian itu sendiri tidak akan memisahkan. Surga sekalipun akan dicari untuk menyatukan cinta mereka. Dilihat dari video klipnya sendiri. kita tidak akan melihat suatu proses kematian yang mengerikan namun mengharukan dan manis.

Demikian juga untuk lagu baru dari nidji (nidjiholic), akhir cinta abadi. Dari judulnya saja akan terbaca kalau cinta yang hendak disampaikan melalui lagu ini adalah cinta tiada akhir. Mengatakan kalau kematian yang memisahkan justru dijadikan sebagai titik akhir perjuangan cinta untuk menuju yang abadi. Cinta yang selanjutnya tidak akan lekang oleh waktu.

akhir cinta abadi by Nidji
Akankah kau melihatku
Saat ku jauh
Akankah kau merasakan
Kehilanganku
Jiwaku yang telat mati
Bukan cintakuJ
anjiku s’lalu abadi
Hanya milikmu

Reff:
Aku pergi dan takkan kembali
Akhir dari cinta yang abadi

Akankah kau melihatku
Di akhir nanti
Jiwaku yang telah mati
Bukan cintakuJanjiku s’lalu abadi
Hanya untukmu

Aku pergi dan takkan kembali
Air mata untuk yang abadiA
ku pergi ke alam yang suci
Akhir dari abadi cintaku
Aku pergi ke alam yang abadi
Akhir dari cinta yang abadi
yah.. kadang kematian itu bisa berubah menjadi romantis.

Menari kesedihan

"aku ingin menari.."

" ya.. mari kita menari..."

"menari dengan kesedihan.."

"tidak mungkin. Menari harus dengan kegembiraan..."

" tidak.. semua orang sudah melakukan tarian dengan kegembiraan. aku tidak mau meniru mereka lagi..."

"Menari harus dengan kegembiraan.."

"aku tidak mau. Aku hanya akan menari dengan kesedihan..."

"kalau begitu, aku tidak akan ikut denganmu..."

" baiklah.. biarkan aku menari sendiri..."

"ya.. aku akan membiarkanmu menari sendiri. dan aku hanya akan melihatnya.."

"tangkap aku jika aku terjatuh..."

"tidak mungkin, aku hanya akan memperhatikanmu menari kesedihan tapi tidak akan menyentuhmu..."

"mengapa engkau takut? menari kesedihan membuatmu takut.."

"terserah apa katamu. Bagiku menari adalah kegembiraan bukan menari kesedihan..."