Monday, August 4, 2008

Kesadaran, Penerimaan, dan Perubahan

Apa yang akan kamu lakukan jika suatu hari dokter menjatuhkan vonis kanker atau jantung bawaan atasmu di saat engkau sedang bersemangat untuk mengejar cita-cita? Sedih, takut, atau mungkin juga stress. Semua itu merupakan sesuatu yang wajar. Sebagai manusia kita tidak terlepas dari perasaan-perasaan tersebut. Kesedihan, ketakutan dan sampai pada tahap depresi. Banyaknya kata-kata penghiburan yang akan kita terima dari orang-orang sekitar kita tidak akan mampu menghapus perasaan-perasaan tersebut. Malah kita akan membuat perlawanan balik dengan berkata dalam hati, "engkau tidak mengetahui bagaimana rasanya karena tidak berada pada posisi yang kualami saat ini". Sekali lagi, itu semua menunjukkan sisi humanitas kita sendiri sebagai manusia. Tapi sampai kapan perasaan itu menghantui? sampai kapan kita dipenjara oleh perasaan-perasaan yang tidak menentu tersebut.

Langkah pertama yang dapat kita lakukan dalam situasi seperti ini adalah Kesadaran (awareness). Menyadari akan situasi yang saat ini terjadi. Menyadari lingkungan keberadaan kita. Apabila kesadaran itu muncul maka kita dapat menentukan posisi kita sendiri. Mengetahui sebagai manusia kita tidak terlepas dari suatu kelemahan. Sadar kalau kedagingan kita memiliki ambang batas maksimal yang tidak dapat dipacu menerus tanpa henti. Kesadaran juga akan mengingatkan kita untuk pentingnya berhenti dan mencoba menghelakan nafas panjang dari semua kegiatan-kegiatan melelahkan yang telah kita lakukan selama ini.

Apabila kesadaran muncul maka selanjutnya penerimaan (acceptance) akan lebih mudah untuk dilakukan. Penerimaan atas diri sendiri. Mampu menerima apa yang kita miliki selama ini dan apa yang tidak kita miliki. Penerimaan ini akan memberikan pemikiran bagi kita untuk langkah yang harus kita ambil. Tidak hanya berdiam diri namun akan ada langkah-langkah yang kita susun untuk dapat mengambil keputusan yang tepat menuju ke arah perbaikan.

Setelah melalui tahapan kesadaran (awareness), penerimaan (acceptance) tentunya akan ada perubahan (change) akan sikap atau gaya hidup. langkah-langkah yang telah disusun pada tahap penerimaan akan diimplementasikan yang selanjutnya akan memberikan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang positif (konstruktif) bukan yang negatif. Karena setiap kesadaran akan memberikan dampak yang positif untuk keputusan ke arah perubahan. Tahap perubahan ini penting, karena tindakan (action) akan dilakukan pada tahapan ini. Kesadaran dan penerimaan juga menjadi faktor penentu untuk perubahan.

Setiap vonis dokter, cancer atau jantung bawaan, bukanlah harga mati penentu nilai kehidupan. Untuk itu, sekalipun jangan pernah terdiam dan mengasihani diri sendiri serta mengatakan hidup tidak adil. Ketahuilah kehidupan tidak hanya berbicara kuantitas lamanya kita berdiam di dunia namun juga bicara kualitas apa yang telah kita perbuat dalam sisa hidup kita. Sesuatu yang harusnya dapat diingat orang lain sebagai kebaikan.

2 comments:

Alex Maslo said...

nice post, nora...

tampilan barunya juga fresh...

thumb up for you =)

Anonymous said...

huhu.. menyentuh sekali kata2 mu, nak
hidup emang jatuh bangun *kayak lagu dangdut itu*
ujian2 seperti ini yang kadang mengajarkan kita lebih dewasa dan lebih menghargai hidup